Tuesday, May 28, 2019

tiada akhir untuk ini

kita yang tidak pernah memulai dan tidak akan pernah mengakhirinya, tanpa sengaja kembali di pertemukan oleh jarak dan juga waktu.
aku tidak akan berharap banyak kepadamu dan juga waktu, sedari dulu aku tidak pernah menaruh harapan kepadamu, kau tau mengapa?
karena aku tau bahwa tidak akan pernah ada akhir dari cerita yang tidak akan pernah kita mulai.

kita hanya suka bermain bersama, tanpa pernah berfikir panjang lebar. kita lebih suka seperti sedia kala.
tanpa ada sesuatu diantara kita, dan tidak akan pernah ada penyesalan diantaranya.

aku selalu saja menikmati kehadiranmu. namun aku pula tidak pernah mengharapkan kehadiranmu.
aku tidak pernah untuk tidak menyambutmu dengan baik.
namun, aku juga tidak pernah tau apakah kamu menikmati saat-saat bersamaku.

aku lebih suka seperti ini. tanpa ada kata diantara kita, tanpa ada rasa yang nantinya akan hilang tanpa sebab.
kita tidak akan pernah mengawalinya, kita juga tidak akan pernah ada akhirnya.

Sunday, April 28, 2019

waktu dan memori

mencoba untuk kembali menulis tidaklah suatu hal yang mudah, terutama setelah kejadian beberapa waktu lalu. ini bukanlah tulisan yang ditujukan kepada siapapun, bukan untukmu dan juga bukan untuk dia. tulisan ini tertulis karena aku dan juga untukku, dan para pembaca lainnya.

aku sempat membenci diriku sendiri karena segalanya yang telah hadir dalam hidupku. mulai dari kesedihan hingga kekecewaan yang ada. aku pun belum sempat diberikan pilihan untuk memilih mana yang lebih baik, namun takdir yang telah memilihkan jalan hidupku.

"waktu akan menyembuhkan segalanya" tidak menurutku. seseorang menyadarkanku bahwa waktu hanya menunda segalanya. menunda kesedihan yang telah kita alami begitu juga dengan semua kebahagiaan hidup. waktu tidak akan menyembuhkan luka kita, waktu hanyalah membuat kita melupakannya atau bahkan waktu juga yang akan mengingatkan kita terhadap itu.

momen-momen yang telah kita lalui dalam hidup lambat laun menjadi memori dan tanpa kita sadari hal itu tidak dapat kembali kita ulang. mungkin iya, kita tidak dapat mengulangnya kembali, namun memori akan selalu ada dan tersimpan baik dalam kenangan. kau akan selalu bisa merasakannya jika kau kembali mengingat kepada memori tersebut.

aku sempat mengingat kembali memori dimana aku melukai seseorang dan tanpa aku sadari bahwa aku telah mengacaukan segalanya. waktu yang kembali mengingatkan ku akan hal tersebut setelah sekian lama aku melupakannya. rasa penyesalan dan bersalah selalu aku rasakan, setelah memori itu kembali aku ingat.

entah bagaimana caranya aku bisa membayar rasa bersalahku. dan entah bagaimana waktu pula yang memberikan jawaban untukku dapat membayarnya. rasa penyesalan dan bersalah pun aku bayar dengan rasa sayang dan peduli. namun, aku masih merasakan rasa bersalah itu.

hingga sampai pada akhirnya rasa bersalah itu pun terbayarkan dengan rasa sakit. mungkin ini bukan rasa sakit yang pernah dirasakan seseorang dimasa lalu karenaku, namun aku rasa ini sepadan untuk membalas kesalahanku. aku telah menanti hari itu tiba, dimana penyesalan dan rasa bersalah itu berubah menjadi rasa sakit yang sulit untuk disembuhkan.

Saturday, February 16, 2019

sandiwara

aku sempat berhenti berharap pada dunia. dunia yang penuh dengan sandiwara tidak jelas. aku pun sempat berhenti untuk percaya pada hal-hal indah dunia ini.

sandiwara dunia sepertinya tidak pernah berhenti menghantuiku setiap saat. aku bahkan lupa bahwa dunia juga memiliki sisi yang indah. hingga pada titik dimana aku sudah tidak lagi berharap pada apapun yang ada di dunia.

disaat aku mulai berhenti berharap pada keadaan di dunia. mencoba untuk menerima dan memainkan peranku dengan apa adanya. tiba-tiba Tuhan mengingatkanku bahwa dunia pun tampak indah. Tuhan mencoba untuk mengatakan bahwa dunia tidak semenyeramkan seperti apa yang aku rasakan.

Tuhan mengabulkan permintaanku yang bahkan tidak pernah aku doakan sebelumnya.  membuat hidup menjadi berwarna dan membuatku untuk kembali berharap. jelas, aku menerimanya dengan senang hati, berharap jika warna yang hadir ini tak akan pernah luntur dari hidupku. berharap bahwa dia salah satu cara untukku kembali suka pada dunia.

kau merubah segalanya dalam hidupku. dari hal terburuk hingga yang terbaik. kau membuat cara pandangku terhadap dunia berbanding terbalik. seperti dunia sedang menyambut baik diriku. kau membantuku mengerti betapa hidup penuh dengan segala keindahannya.

namun sayangnya keindahan dunia hanya aku rasakan sesaat. Tuhan kembali memberiku cobaan, dengan mengambilmu. lagi-lagi aku harus merasakan rasanya kehilangan keindahan dunia. Tuhan memiliki cara, membiarkanmu pergi dari hidupku dan mungkin untuk selamanya.

kehadiranmu memang memperbaik keadaan, dulu. namun kepergianmu memberikan luka pada hidupku dan mungkin lebih parah dari sebelumnya. apa yang harus aku lakukan? berterima kasih kepada Tuhan karena telah menghadirkanmu dan memberiku waktu singkat untuk merasakan keindahan dunia. atau bahkan membenci keadaan karena kehilanganmu membuatku semakin membenci sandiwara kehidupan.

Thursday, February 14, 2019

kata-kata menyedihkan

seseorang berkata padaku "untuk apa kau menulis banyak sekali kata-kata sedih itu. kau terlihat sangat menyedihkan!"
aku hanya tersenyum mendengarnya, dan aku pun berfikir untuk berhenti menulis.

tanpa berfikir, betapa bodohnya aku untuk berhenti menulis mendengarkan kata itu. dan kali ini, disaat aku berhenti menulis nyatanya kau juga berhenti memberikan aku harapan. kau memilih pergi tanpa rasa.
lagi-lagi kesunyian malam ini kembali aku isi dengan suara jari yang menyetuh tombol-tombol keyboard ini.

gelapnya malam ini sudah tidak terasa hangat lagi tanpamu. kembali aku memeluk harapan yang tak pernah bisa dikabulkan.
siapa lagi yang akan menemaniku selain kata-kata yang kau bilang menyedihkan ini. tanpa kau sadari, kaulah salah satu alasan dari lahirnya tulisan menyedihkan ini.

hanya kata-kata ini yang mengerti apa yang sedang terjadi saat ini. bagaimana rasanya kehilangan saat benar-benar mencintai. bagaimana rasanya ditinggalkan disaat belom siap untuk kehilanganmu, lagi.

maafkan aku, maaf sebesar-besarnya. aku tau kau sangat membenci tulisan-tulisan menyedihkan yang aku buat. namun aku juga perlu menuangkan kesedihanku, agarku bisa merasakan lega. ini adalah kali terakhir aku menulis sesuatu tentangmu. peganglah kata-kata ku ini.