aku tak mengerti apa yang begitu spesial darimu yang membuat diriku selalu tersenyum melihatmu. seolah pandangan ini tak ingin aku lepas. apa karena awal pertemuan kita?
sungguh, dirimu yang selalu aku dambakan dan selalu aku inginkan. walau, berkali-kali kau telah menyakitiku. namun, tetap dirimu bisa aku maafkan. sebodoh itukah aku karena mu?
kau adalah notifikasi yang tak bosan ku tunggu. kau yang selalu membuatku senyum tertawa tak jelas diatas kasur pada malam hari. hanya karena sebuah notifikasi yang masuk darimu. walaupun itu hanya sekedar.
bahkan sekarang, disaat kita sudah tak saling jumpa. kau masih saja menjadi seseorang yang selalu membuatku tersenyum malu. apa yang membuatmu sespesial itu? bertahun-tahun tak bertemu, aku kira kau telah hilang dari hati. namun, ternyata kau masih saja mendapatkan tempat dihati.
berkali-kali kau sakiti aku dengan janji yang tidak pernah kau tepati. namun, engkau selalu menjadi seseorang yang spesial bagiku. bahkan, disaat aku tahu kau tak hanya mengatakan sayang padaku. aku pun tetap tersenyum manis melihatmu.
sebodoh itukah aku karena cinta. membutakan hati sebegitu parahnya. seperti air mata yang disebabkan olehmu itu tidak bertahan lama. berkali-kali kau membuatku menangis, kau masih saja bisa membuatku melupakan segalanya.
apa yang spesial darimu hingga membuatku buta akan cinta. padahal aku tahu bahwa kau tak lagi ada untukku. namun, kau masih saja menjadi notifikasi yang membuatku tersenyum, hingga detik ini.
aku tetap tersenyum, walau harus melihatmu bahagia dengan wanita pilihanmu. semoga aku adalah wanita terakhir yang merasakan parahnya cinta.