Sunday, April 28, 2019

waktu dan memori

mencoba untuk kembali menulis tidaklah suatu hal yang mudah, terutama setelah kejadian beberapa waktu lalu. ini bukanlah tulisan yang ditujukan kepada siapapun, bukan untukmu dan juga bukan untuk dia. tulisan ini tertulis karena aku dan juga untukku, dan para pembaca lainnya.

aku sempat membenci diriku sendiri karena segalanya yang telah hadir dalam hidupku. mulai dari kesedihan hingga kekecewaan yang ada. aku pun belum sempat diberikan pilihan untuk memilih mana yang lebih baik, namun takdir yang telah memilihkan jalan hidupku.

"waktu akan menyembuhkan segalanya" tidak menurutku. seseorang menyadarkanku bahwa waktu hanya menunda segalanya. menunda kesedihan yang telah kita alami begitu juga dengan semua kebahagiaan hidup. waktu tidak akan menyembuhkan luka kita, waktu hanyalah membuat kita melupakannya atau bahkan waktu juga yang akan mengingatkan kita terhadap itu.

momen-momen yang telah kita lalui dalam hidup lambat laun menjadi memori dan tanpa kita sadari hal itu tidak dapat kembali kita ulang. mungkin iya, kita tidak dapat mengulangnya kembali, namun memori akan selalu ada dan tersimpan baik dalam kenangan. kau akan selalu bisa merasakannya jika kau kembali mengingat kepada memori tersebut.

aku sempat mengingat kembali memori dimana aku melukai seseorang dan tanpa aku sadari bahwa aku telah mengacaukan segalanya. waktu yang kembali mengingatkan ku akan hal tersebut setelah sekian lama aku melupakannya. rasa penyesalan dan bersalah selalu aku rasakan, setelah memori itu kembali aku ingat.

entah bagaimana caranya aku bisa membayar rasa bersalahku. dan entah bagaimana waktu pula yang memberikan jawaban untukku dapat membayarnya. rasa penyesalan dan bersalah pun aku bayar dengan rasa sayang dan peduli. namun, aku masih merasakan rasa bersalah itu.

hingga sampai pada akhirnya rasa bersalah itu pun terbayarkan dengan rasa sakit. mungkin ini bukan rasa sakit yang pernah dirasakan seseorang dimasa lalu karenaku, namun aku rasa ini sepadan untuk membalas kesalahanku. aku telah menanti hari itu tiba, dimana penyesalan dan rasa bersalah itu berubah menjadi rasa sakit yang sulit untuk disembuhkan.