Friday, August 21, 2015

everything happen for a reason

mereka ga tau semuanya. mereka ga tau bagaimana hidupku yang sebenarnya. lantas, mengapa mereka berani berkata yang tidak enak dihati? mengapa mereka terus ngejudge aku dengan perkataan yang tidak enak untuk didengar? apakah mereka tidak mengerti bagaimana caranya untuk berkata baik kepada orang?

mereka hanya dapat melihatku dari depannya saja. bahkan mereka tidak mengenalku secara personal. mereka hanya bisa berbicara sesuai apa yang mereka pikirkan dan mereka lihat. mereka hanya melihat dari fisik saja. apa harus aku terlihat seperti apa yang mereka inginkan?

stop! berhenti berfikir orang itu dari apa yang kalian fikirkan. bagaimana kalian bisa membicarakannya, jika kalian sendiri tidak mengenalnya secara langsung dan secara dekat. apa yang kalian lihat belum tentu sama seperti apa yang kalian fikirkan. try to think positive.

mereka tidak tahu apa yang telah aku lalui, apa yang telah aku alami. kesulitan dan kesedihan itu telah aku alami, dan mereka tidak tahu. tidak ada gunanya juga untuk mereka kan. aku tidak ingin terlihat seperti seorang yang sedih dan tidak bersemangat. lantas aku menyembunyikan semua itu dengan penampilanku. apa itu salah?

aku mungkin mengendarai roda empat, tetapi bukan berarti aku kaya raya. aku mungkin selalu menggunakan barang yang ternama, tetapi bukan berarti aku selalu mendapatkan apa yang aku mau. semua itu ada alasannya. aku mengendarai roda empat, karena aku tidak bisa mengendarai roda dua. dan orang tuaku juga melarangku mengendarainya. tetapi, walaupun aku mengendarai roda empat, bukan berarti aku tidak mau menaiki roda dua. aku tidak malu untuk menggunakan roda dua. jika bisa dan boleh untukku mengendarai roda dua, aku juga akan menggunakannya.

aku mungkin terlihat seperti selalu menggunakan barang yang ternama, tetapi silahkan kalian buka seisi lemariku. tidak semuanya ternama. aku memang memiliki beberapa barang dengan merk ternama, tetapi aku tidak pernah malu untuk menggunakan barang yang tidak ada merknya. aku membeli beberapa merk ternama itu juga disaat ada diskon dan aku menyukainnya. tidak setiap saat aku pergi ke mall aku membeli barang dengan merk ternama dan harga yang terbilang tinggi. jujur saja, aku bukan orang yang gila merk dengan rela mengeluarkan uang sebesar apapun demi barang itu. aku adalah orang yang lebih baik menabung untuk masa depan, dibandingkan aku harus mengeluarkan uang banyak hanya untuk satu barang ternama.

semua itu ada alasannya. semua pun terjadi karena ada alasan. mereka hanya bisa melihat seseorang dari fisiknya. mereka langsung menilai orang dari fisiknya. mungkin, kalian harus mencoba merubah apa yang kalian fikirkan itu.

Tuesday, August 18, 2015

mempertanyakan hukum di Indonesia

hari ini, tepat dimana 70 tahun lalu Indonesia telah merdeka. semua orang dengan sangat senang merayakan hari kemerdekaan ada yang mengikuti lomba, upacara, menjelajahi Indonesia dengan mengibarkan bendera di gunung/pantai atau bahkan ke meseum untuk mengenang sejarah Indonesia dahulu.

di hari kemerdekaan Indonesia ini, saya cuma ingin berpendapat. beberapa hari lalu, Indonesia telah dihebohkan dengan adanya berita, selain berita lahirnya anak pertama dari raffi ahmad, dan nagita slavina yaa... yaitu adanya berita dimana seseorang bersepeda menegur para rombongan MOGE (motor gede) yang melanggar peraturan, yaitu tetap berjalan walaupun lampu lalu lintas menujukkan warna merah.

aksi yang dilakukan si pengendara sepeda itu, menurut saya sangatlah berani. ia dengan tegas berdiri di tengah-tengah zebra cross yang diniatkan untuk memberhentikan dan memperingati moge untuk berhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah, bukan hijau. ia berkali-kali melakukan aksi itu, untuk memberhentikan moge tersebut. saya akui saya sangat salut dengan Elanto, lelaki pengendara sepeda tersebut, karena beliau sudah berani membantu mengingatkan orang lain mentaati peraturan yang ada.

dikatakan pihak polisi, bahwa moge sudah memiliki izin untuk dikawal, dan aksi Elanto justru dapat masuk ke tindak pidana. lain halnya dengan polisi yang berjaga di sekitar jalan, mereka justru membela aksi Elanto karena telah lelah mengamankan jalan dengan aksi moge yang ugal-ugalan. (http://nasional.tempo.co/read/news/2015/08/16/058692375/elanto-penghadang-moge-kenegaraan-apa-ini-acara-hura-hura)

dari kasus ini, saya tidak tahu dan saya justru bingung. bagaimana hukum di Indonesia sekarang? saya kira semua hukum sudah dapat dibeli dengan uang. semua orang yang memiliki wewenang atau memiliki uang yang banyak, mereka pasti akan merasa sombong dan dapat melakukan apa saja yang mereka inginkan, termasuk membayar hukum.

seperti contoh kasus lainnya, banyak koruptor Indonesia yang diringankan masa hukumannya karena mereka adalah orang penting negara, yang memegang wewenang penting dalam negara ini. sehingga, mereka dapat membeli hukum, dan membuat masa hukumannya dikurangi.

lantas berbeda dengan nenek yang mencuri kayu. beliau diberi tututan 1 tahun penjara, karena nenek tersebut telah mencuri sebuah kayu. kita tidak tahu alasan beliau mengapa ia harus mencuri sebuah kayu. bisa jadi karena nenek tersebut tidak memiliki uang untuk membeli makan dan mencukupi keluarganya pada hari itu juga, sehingga nenek itu harus mencuri sebuah kayu. saya tidak tahu persis alasan si nenek, tetapi itu hanyalah sebuah kayu walaupun tetap si neneklah yang salah karena telah mencuri, apakah si nenek harus menjalani hidup 1 tahun dipenjara, sedangkan para pejabat kita yang korupsi, mengambil uang masyarakat justru mendapatkan sanksi yang lebih ringan dibandingkan dengan si nenek. perbuatan mana yang lebih pantas mendapatkan sanksi yang besar?

namun, apa alasan para pejabat negara yang mengambil uang masyarakat untuk kebutuhan pribadi mereka? kebutuhan ekonomi? saya rasa tidak. mereka telah bekerja dan mendapatkan gaji tiap bulan yang terbilang cukup atau bakhan lebih dari cukup. namun, mengapa mereka harus berkorupsi? dan mereka juga mendapatkan sanksi yang tidak sepadan dengan apa yang mereka lakukan? apakah benar hukum di Indonesia ini telah melemah?